Komunikasi Produktif: Semoga Lekas Sembuh.


Reyhan sakit. Badannya demam dan tenggorokannya sakit katanya. Sesekali juga terdengar batuknya, berdahak. Biasanya kalau sakit, Reyhan jarang rewel malahan sangat kooperatif. Mau makan minum seperti biasa, minum obat pun dengan sukarela, bahkan kadang Reyhan yang meminta sendiri untuk periksa ke dokter.

Tapi kali ini, Reyhan sering sekali merengek bahkan sampai menangis sementara saya juga harus mengurusi adiknya yang masih bayi (Dzikri sedang di sekolah saat itu). Tentu saya harus berusaha mengendalikan emosi. Kondisinya yang sedang sakit pasti ingin lebih diperhatikan. Kalau saya menghadapinya dengan emosi saya yang negatif, tentu dia akan kecewa dan bisa saja malah akan semakin merengek nantinya. Jadi, setelah meminta bantuan bude untuk menggendong adiknya, saya menghampiri Reyhan.

Kaidah 7-38-55 harus selalu diingat-ingat dalam berkomunikasi. Untuk bisa menenangkan Reyhan dan membuatnya berhenti merengek, tentu saya harus mengendalikan intonasi suara dan menggunakan suara ramah.

“Reyhan, minum obat ya” ajak saya.

“Kepalanya pusing, buuu..mau tidur aja” rengeknya.

“Iya, minum obat dulu supaya demamnya turun, pusingnya juga berkurang” saya berusaha menjelaskan dan akhirnya berpikir untuk mengganti perintah dengan pilihan karena melilhatnya tak bergeming.

“Reyhan mau langsung tidur sekarang atau mau minum obat dulu abis itu ibu pijetin sampai Reyhan tidur? Nanti semoga pas bangun udah enakan badannya, tawar saya.

Karena masih saja diam, saya bangunkan ia dan meminumkan obat.

“Nanti kalau demamnya sudah turun, baru kita berangkat ke klinik buat massage ya. Sekarang kan masih demam, jadi tidur aja dulu”


Sore harinya, setelah demamnya turun, saya mengantarkannya ke klinik untuk massage (ini Reyhan yang minta). Ternyata ketika diperiksa, amandelnya membengkak, tenggorokannya meradang. Habis makan apa ya? Pikir saya..untuk menanyakannya ke Reyhan, saya lebih memilih pernyataan observasi  agar Reyhan tidak merasa diinterogasi yang efeknya malah tidak mau menjawab.

“Reyhan kan demam, tadi juga diperiksa ada radang di amandel, tenggorokan merah. Reyhan habis makan apa ya yang ibu ga tau?”, tanya saya.

“Apa ya bu?”

“Coba diinget-inget,,kemarin makan apa aja?”

“Susu dingin, siomay” jawabnya.

“Beli siomay di mana?”

“Di jalan bu..kemarin aku pingin

“Kalau beli makanan, kita liat dulu nak..bersih ga makanannya, kondisi tempat jualannya. Reyhan itu amandelnya sering radang jadi makanannya harus lebih dijaga. Lebih bagus kalau ga jajan malahan, bukannya biasanya Reyhan ga suka jajan?”

“Iya, tapi kemarin pingin

“Lain kali lebih milih ya nak kalau mau jajan, atau kalau kita bisa buat sendiri di rumah nanti kita buat sama-sama. Sekarang Reyhan harus banyak makan banyak minum dan obatnya juga harus diminum supaya cepet sehat lagi” saya berusaha fokus ke depan dan fokus pada solusi.

“Iyaaa”, jawabnya sambil mengangguk-angguk.

Ahhh..lekas sembuh ya Reyhan, dan semoga selalu sehat untuk semua anak ibu. Aamiin.

Bertanya dan menjelaskan sesuatu dengan menggunakan teknik Komunikasi Produktif sangat efektif dalam menyampaikan pesan. Jika sering dipraktikkan semoga akan menjadi terbiasa dan tentunya akan membuat suatu hubungan semakin baik.

#hari6
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang

@institut.ibu.profesional

Komentar

Postingan Populer