Komunikasi Produktif: BISA!

Tulisan kali ini masih tentang komunikasi produktif, yang berusaha saya terapkan untuk menjawab tantangan 10 hari materi perkuliahan Bunda Sayang Institut Ibu Profesional. Setelah kemarin saya berhasil menerapkannya untuk meminta Reyhan belajar (ceritanya di sini), di hari ke-2 ini saya bertujuan untuk membuat Reyhan mau melakukan sesuatu yang tidak disukainya. Apa itu?

Hari ini jadwal Reyhan belajar mengaji, tapi kakak sepupunya yang belajar di kelas yang sama dengannya tidak berangkat. Beberapa waktu yang lalu, saya pernah ditelepon guru mengajinya karena Reyhan tiba-tiba minta dijemput pulang. Dia tidak mau mengaji karena kakak sepupunya rupanya tidak datang, “aku ga ada teman” katanya.

Kali ini, saya kembali mencoba menerapkan teknik komunikasi produktif. Saya kendalikan emosi agar saya bisa berbicara dengannya dengan intonasi suara yang ramah. Saya ingatkan ia pada pengalamannya di awal masuk sekolah.

“Reyhan inget ga dulu waktu pertama kali masuk sekolah SD? Sudah kenal dengan teman-teman? Yang ibu inget sih Cuma ada 2 orang teman sekelas Reyhan waktu TK, ya kan? Yang lainnya belum kenal ya?”

Reyhan mengangguk.

Trus sekarang sudah kenal semua kan satu kelas ya? Teman-teman Reyhan jadi banyak?”

“Iya” jawabnya.

“Mirip ya dengan tempat ngaji sekarang? Belum banyak kenal dengan teman-teman. Berarti bisa ya kenal dan berteman dengan mereka?”

Reyhan nyengir, “bisa lah, bu” jawabnya

“Jadi, hari ini mau berangkat ngaji ga ya walaupun Iyai (kakak sepupunya-red) ga berangkat?”

Reyhan mengangguk pasti.

Oke, sekarang mandi. Kita siap-siap berangkat ya”

Selanjutnya di perjalanan,

“Nanti gimana di tempat ngaji kalau ga ada yang dikenal?” tanya saya.

“Ya gapapa. Paling ga kan ada Sayyid (guru mengajinya-red)”

Walaupun sebenernya saya mengharapkan jawaban “ya nanti kenalan” hehehe..tapi untuk permulaan ini sudah cukup bagus menurut saya dan layak diapresiasi.

“Ibu seneng Reyhan mau berangkat ngaji walopun Iyai ga berangkat. Itu artinya sudah lebih berani dan percaya diri. Nanti bisa mulai kenalan ya dengan teman-teman ngaji supaya lebih seru lebih seneng belajar ngaji bareng-bareng



Ini saat sudah sampai di tempat belajar mengajinya, dan Alhamdulillah lancar sampai pulang.


Yup, misi terselesaikan. Dengan mengendalikan intonasi suara, menggunakan dan meyakinkannya dengan kata “Bisa”, merefleksikan pengalaman sebelumnya, dan jelas dalam memberikan pujian, membuat maksud dan tujuan saya untuk membuat Reyhan mau berangkat belajar mengaji dapat tercapai. Semoga ke depannya Reyhan semakin percaya diri dan bisa menyesuaikan dirinya dengan baik di lingkungan yang baru.

#hari2
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang

@institut.ibu.profesional

Komentar

Postingan Populer